Yang dimaksud do’a dasar adalah, do’a yang dapat dilakukan dalam
berbagai kesempatan. Bacaannya: Gusti, hanya padaMu aku berpasrah,
hanya padaMu aku berterimakasih, hanya padaMu aku memohon. Setelah itu
sebutkan niat kita berdo’a. Contohnya, kita ingin memohon kesembuhan.
Gusti, hanya padaMu aku berpasrah, hanya padaMu aku berterimakasih,
hanya padaMu aku memohon. Gusti, saya/aku/hamba memohon atas kesembuhan
penyakit yang sudah saya/aku/hamba derita selama ini, dsb.
Do’a tersebut di atas hanyalah contoh. Bukan berarti anda harus meniru
100%. Seperti kesepakatan, bahwa hubungan setiap individu dengan Gusti
memiliki hubungan yang unik. Yang perlu benar-benar diingat adalah,
do’a seorang Kejawen tidaklah sama seperti doa agama-agama import yang
gemar menggunakan kalimat perintah kepada Tuhan Yang Maha Esa, adalah
perasaan dan pikiran kita yang ingin kita sampaikan kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
Dalam tradisi Jawa, seseorang dapat mewujudkan do’a dalam bentuk
lambang atau simbol. Lambang dan simbol dilengkapi dengan sarana ubo
rampe sebagai pelengkap kesempurnaan dalam berdo’a.
Lambang dan simbol mengartikan secara kiasan bahasa alam yang dipercaya
manusia Jawa sebagai bentuk isyarat akan kehendak Tuhan Yang Maha Esa
(Gusti). Manusia Jawa akan merasa lebih dekat dengan Tuhan jika do’anya
tidak sekedar diucapkan di mulut saja (NATO), melainkan dengan diwujudkan dalam bentuk, seperti: tumpeng, sesaji dan sebagainya, sebagai simbol kemanunggalan tekad bulat.
Oleh karenanya, manusia Jawa dalam berdo’a melibatkan empat unsur tekad bulat
yakni: hati, fikiran, ucapan, dan tindakan. Upacara-upacara tradisional
sebagai bentuk kepedulian pada lingkungannya, baik kepada lingkungan
masyarakat manusia, maupun masyarakat ghaib yang hidup berdampingan,
agar selaras dan harmonis dalam melakukan penyembahan kepada Tuhan Yang
Maha Esa (Gusti).
Bagi manusia Jawa, setiap rasa syukur dan do’a harus diwujudkan dalam
bentuk tindakan riil (atau diiringi dengan usaha), sebagai bentuk
ketabahan dan kebulatan tekad yang diyakini dapat membuat do’anya
dikabulkan.